Biar tetap sehat sekalipun menyantap fast-food, makanan penuh kalori, lemak, dan garam ini, simak infonya di sini!Di hari liburan besar seperti halnya Hari Raya Idul Fitri, ketika pekerja rumah tangga pulang kampung, ketika pasokan bahan makanan segar di pasar berkurang karena masa liburan hari Raya, banyak keluarga, terutama di kota-kota besar, makan di luar rumah, mengudap makanan, antara lain, fast-food yang kini menjamur. Makanan fast-food memang enak, mudah diperoleh, tampilan mengundang selera, harga relatif terjangkau, dan pada umumnya anak-anak atau remaja sangat menyukainya.
Makanan fast-food terdiri dari karbohidrat, lemak, sedikit protein, mengandung garam tinggi, dan tanpa atau sedikit sekali mengandung sayuran. Mengkonsumsi makanan fast-food terlalu sering, bisa menyebabkan masalah kesehatan karena kandungan nutrisinya yang tidak seimbang, antara lain, tubuh menjadi gemuk, perut terasa sebah (efek dari, antara lain, kurang sayur), leher tercekik atau kepala pening akibat terlalu banyak bumbu penyedap! Fast-food tentu saja tidak dapat dihindari tetapi kita bisa mensiatasinya untuk mengurangi efek tidak sehat menyantapnya.
Sumber karbohidrat. Sumber karbo fast-food biasanya berupa nasi putih, mi, roti ‘putih’, jenis karbohidrat yang tinggi gula dan cenderung lama dicerna. Jika mungkin, pilih roti gandum untuk sandwich atau burger; nasi putih diganti nasi merah, atau nasi putih tambahkan jagung atau kacang merah yang ada di gerai salad untuk menambah serat; mi dari terigu kalau mungkin diganti kwetiau dari tepung beras yang lebih lembut untuk perut. Jika ada kentang, pilih kentang dibandingkan roti putih. Jika sedang di resto pizza, pilih pizza berkulit tipis dengan topping sayuran.
Sumber protein. Pada umumnya fast-food memakai daging berlemak atau berkulit, membuat protein mengandung lemak, sedangkan protein yang sehat adalah protein tanpa lemak atau dengan lemak tipis (lean protein). Jika makan ayam goreng, sisihkan kulitnya; kalau bisa pilih ikan kukus atau ikan bakar. Jika terpaksa menyantap daging berlemak, lengkapi dengan sayuran mentah, semisal lalap atau daun salad atau sajian salad tanpa sausnya agar lemak bisa terserap oleh serat.
Lemak. Awasi asupan lemak yang tidak sehat, seperti lemak ayam, lemak daging. Jika terpaksa mengasupnya, imbangi dengan sayuran dan buah.
Sayur/buah. Merupakan benda langka ketika libur besar tiba karena pasokan terbatas. Padahal sayur dan buah mengandung serat yang diperlukan, antara lain, untuk pembuangan racun. Sayur/buah mengandung antioksidan yang antara lain menangkal penyakit. Pilih sajian sayur yang dimasak sederhana semisal dibuat sup atau sayur asam atau salad, asalkan saus salad terbuat dari minyak sehat atau yoghurt, bukan dari krim, mayo, atau susu tinggi lemak. Atau makan lalapan, tapi pastikan bahwa lalapan tersebut sudah dicuci bersih, kalau mau sedikit repot, cuci kembali sayur lalap tersebut dengan air mineral botolan. Jika porsi sayur dalam sajian sedikit, pesan sajian sayur mentah atau sayur tumis tambahan. Jika perlu, makan buah segar 1 jam sebelum waktu santap agar ketika bersantap di resto fast-food perut tidak dalam kondisi kosong atau lapar sekali. Lapar membuat orang kalap ketika memesan makanan dan menyantapnya!
Minuman. Meski milkshake, es krim, es cendol, atau es teh manis lebih menggoda selera, tetaplah minum air mineral sebagai minumannya. Jika memesan jus buah, pilih jus buah tawar tanpa gula!
Mustahil? Tidak juga, sepanjang kita tetap fokus mesti makan makanan sehat tinggi serat dan berenergi, sedikit repot menghitung kandungan nutrisinya tak apa dan ini bisa dilatih…
rintohabsari/dailymeal; cookinglight; berbagai sumber