Posted by Hidup Sehat
Pengin tahu di mana to letak komplek makam mbah Priok itu, akhirnya membawa layar laptop menelusuri wikimapia.org . Eh ada. Ya sudah. Ini aku capture. Buesarr gambarnya agar bisa merangkum area sekitar makam. Tepatnya komplek makam ini berada di Jalan Timur Raya, Kola, Jakarta Utara. Di dekat pintu masuk Terminal Peti Kemas Koja.
makam-mbah-priuk, KLIK GAMBAR UNTUK UKURAN BESAR
Pengin tahu juga tentang seperti apa to sejarah makam mbah Priok ini kok kayaknya ada hubungannya dengan asal nama daerah Tanjung Priok, jadilah mbah google mengantar pengembaraan ini..
Alksah pada jaman dahulu… ini aku kopas dari sini
Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad lahir di Ulu, Palembang, Sumatera Selatan, pada tahun 1727 M. Masa kecil Habib Hasan banyak dihabiskan dengan belajar mengaji kepada kakek dan ayahnya di Palembang.
Saat remaja Habib Hasan mengembara beberapa tahun ke Hadramaut, Yaman Selatan, untuk memperdalam agama Islam. Dari Hadramaut, Habib kembali ke Palembang untuk melakukan syiar agama Islam sekaligus menemui adik bungsunya, Habib Zein bin Muhammad Al-Haddad yang kelahiran Palembang.
Keduanya lalu berlayar ke Pulau Jawa dengan tujuan menyiarkan agama Islam bersama tiga orang azami dari Palembang. Dalam perjalanan, rombongan berhadapan dengan kapal perang Belanda yang menghujani dengan meriam. Namun tidak satu pun peluru meriam Belanda tersebut mengenai perahu layar para habib, apalagi melukai tubuh penumpangnya.
Beberapa tahun kemudian, habib kembali ke tempat kelahirannya di Ulu, Palembang. Ketika itu banyak petani asal Banten yang dibantu para ulama berjuang melawan Belanda dan banyak ulama melarikan diri ke Palembang. Di Palembang mereka mendapat perlindungan Habib Hasan.
Dalam perjalanan selanjutnya menuju Batavia, mereka sempat singgah di beberapa tempat sampai akhirnya perahu mereka dihantam badai. Perahu terguncang dan perbekalan tumpah ke laut.
Beruntung ketika itu masih ada peralatan dapur, yakni periuk dan beberapa liter beras. Untuk menanak nasi, mereka menggunakan beberapa potong kayu kapal sebagai bahan bakar.
Suatu saat mereka kembali dihantam badai hingga perahu mereka pecah dan tenggelam. Habib Hasan menyelamatkan diri dengan mengapung menggunakan beberapa batang kayu pecahan perahu.
Karena tidak makan selama sepuluh hari, Habib Hasan jatuh sakit dan selang beberapa lama kemudian wafat.
Sementara pengikutnya, yakni Habib Ali Al-Haddad dalam kondisi masih lemah, bertahan duduk di pecahan perahu bersama jenazah Habib Hasan. Pecahan perahu itu terdorong oleh ombak-ombak kecil hingga terdampar di pantai utara Batavia.
Para nelayan yang menemukan segera menolong dan memakamkan jenazah Habib Hasan. Kayu dayung yang patah digunakan sebagai nisan di bagian kepada, dan di bagian kaki ditancapkan nisan dari sebatang kayu. Periuk nasi ditaruh di sisi makam dan sebagai pertanda, di makamnya ditanam bunga tanjung.
Masyarakat sekitar melihat kuburan yang ada periuknya itu bercahaya pada malam hari. Lama-kelamaan masyarakat mengmakan daerah tersebut Tanjung Periuk yang kemudian menjadi Tanjung Priok. Ada juga yang menyebut Pondok Dayung yang artinya dayung pendek. Sebenarnya tempat makam yang sekarang adalah makam pindahan dari makam asli yang berada di Pondok Dayung.
Menurut beita lama, berkali kali Belanda gagal menggusur makam mbah Priok ini. Ketika makam digali dengan bantuan sang adik, jenazah Habib ditemukan masih utuh, begitu pula kain kafannya. Jasad itu lalu dipindahkan ke makam yang ada sekarang.
Apa menurut Anda upaya penggusuran kali ini juga akan gagal?
kumpulan berbagai informasi dan tips menarik mengenai kesehatan, kecantikan, olahraga dan gaya hidup yang akan membuat hidup Anda lebih sehat, cantik dan bergaya.
Selamat Datang di Blog Hidup Sehat
Blog Hidup Sehat merupakan kumpulan berbagai informasi dan tips menarik mengenai kesehatan, kecantikan, olahraga dan gaya hidup yang akan membuat hidup Anda lebih sehat, cantik dan bergaya.