Pro kontra selalu ada. Yang pro mengacungi jempol kepada Susno dan menghadiahi atribut pahlawan. Susno dianggap sebagai pembuka momentum kearah reformasi di tubuh lembaga-lembaga penegak hukum. Upaya penerapan pasal kode etik ke Susno pun dianggap mengada ada. Tak ada malaikat. Yang ada hanya manusia yang berani bersuara atau memilih diam diberangus. Kira kira begitu.
Yang Kontra mencemooh Susno sebagai orang yang balas dendam karena ditinggalkan. Pahlawan kesiangan yang mencoba menelanjangi teman teman sepermainannya. Bahkan ada yang -meski tidak berani terang terangan- mengatakan Susno ingin mengakhiri episode nya dengan berbuat baik setelah sekian lama juga menikmati permainan permainan itu. Apa dia malaiakat? Bagaimana dengan track record nya?. Kira kira begitu.
Tak hanya di media elektronik pro kontra itu terjadi. Bahkan di Angkringan – poci telu- debat kusir terjadi. Tak peduli mana yang benar benar tahu atau sok tahu. Di pasar pasar mbok mbok bakul sampai lempar-lemparan susur mempertahankan pendapatnya. Tak peduli mana yang benar benar tahu atau sok tahu. Banyak pasangan suami istri adu otot dan adu argumen yang berakhir dengan tidur ungkur-ungkuran. Tak peduli mana yang benar benar tahu atau sok tahu. Ada tidak ya saudara skadnung yang bacok-bacokan gara gara ini… hii [Mudah mudahan nggak ada.. Amiinn]
Tapi itulah episode kecil di republik ini. Episode yang selalu menjadi hiburan yang lebih dinanti dari pada Cinta Fitri atau sinetron yang lain. Sayang seribu sayang selalu saja seperti berakhirnya sebuah film cerita, menggantung.
Jadi ingat pemutaran rekaman di kantornya pak Mahfud MD yang belum tuntas ceritanya, bang senturi sudah tak sabar nongol. Bang senturi baru saja ditinggal masa reses, sudah ada cerita Gayus dan Susno ….
Bagaimanapun menurutku, masih enak mendengarkan “ooonnggg” nya Ki Timbul Hadi Prayitno — dengan guyonannya yang khas — melakonkan Ontoseno Takon Bopo. Selesai dari A-Z hanya dalam semalam. Untung lah di lakon Ontosusno Takon Dosa, masih ada banyak terdapat kelucuan. Meskipun kelucuannya bukan guyonan punokawan yang menyuarakan kata hati kita. Kata hati wong cilik.